Sekilas tentang Samudera Pasai, Kerajaan Islam di Sumatera yang Populer

Ada banyak bekas kerajaan Islam di Indonesia yang bisa anda temukan. Tidak hanya di kawasan pulau Jawa Saja, anda bisa menemukan beberapa kerajaan Islam di Sumatera. Ini juga menjadi salah satu cara penyebaran Islam yang ada di pulau Sumatera tersebut. Dari sekian banyaknya kerajaan Islam yang ada di Sumatera, terdapat kerajaan dimana sangat popular.

Kerajaan tersebut merupakan kerajaan samudera Pasai dimana berlokasi di Aceh dan merupakan kerajaan Islam yang pertama kali hadir di Indonesia. Bukti arkeologis bahwa kerajaan tersebut pernah ada ternyata dibuktikan dengan adanya makam raja-raja pasai dimana dapat ditemukan di Kampung Geudong tepatnya di Aceh Utara.

Kawasan makam tersebut berdekatan dengan reruntuhan bangunan pusat kerajaan dari Samudra Pasai dimana terletak di desa Beuringin, kecamatan Samudera dan sekitar 17 km dari timur Lhokseumawe. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kerajaan Islam di Sumatera yang satu ini, simak sejarah singkat mengenai kerajaan satu ini.

Sejarah kerjaan samudera Pasai

Sejarah dari kerajaan samudra pasai ini pun ternyata terdapat beberapa sumber yakni didirikan pada tahun 433 H/1024 M oleh Meurah Khair dimana telah menjadi raja dengan gelar maharaja Mahmud Syah dan sumber yang kedua berasal dari berita Cina maupun catatan ibnu Battutah seorang pengembara yang berasal dari Maroko.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sejarah dari kerajaan Islam di Sumatera satu ini, simak ulasan lengkapnya dibawah.

1. Sumber pertama

Ada sumber yang mengatakan apabila kerajaan di atas ternyata sudah berdiri pada tahun 433H/102M dimana pendirinya bernama Meurah Khair. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ia sendiri sudah mendapatkan gelar sebagai raja Maharaja Mahmud Syah dan memerintah hingga tahun 470H/1078M.

Setelah itu, pemerintahan dari kerajaan tersebut dipegang oleh Maharaja Mansur Syah pada tahun 470-527H/1078-1133, Maharaja Ghiyasyuddin Syah, cucu dari Meurah Khair pada tahun 527-550H/1133-1155M dan Maharaja Nuruddin atau Meurah Noe atau Tengku Samudra atau dikenal dengan Sultan Al-Kamil pada tahun 550-607H/1155-1210M.

Ia sendiri merupakan sultan terakhir yang berasal dari keturunan Meurah Khair. Setelah kepergiannya, kerajaan Islam di Sumatera itu menjadi rebutan oleh banyak orang. Bahkan akhirnya Meurah Silu lah yang mengambil kekuasaan.

2. Sumber kedua

Berita dari cina maupun catatan ibnu Battutah pengembara yang berasal dari Maroko mengatakan apabila kerjaan Islam di Sumatera tersebut berdiri pada tahun 1282M dimana didirikan oleh Al-Maik Al-Saleh. Saat itu, Al-Maik sendiri mengirimkan utusan ke Quilon, dimana berada di pantai barat India guna bertemu dengan para duta dari Cina.

Lau Marcopolo mengunjungi pulau Sumatera pada tahun 1346M dan menyebutkan apabila di Sumatera Islam sudah ada sekitar 1 abad disiarkan serta mengikuti mazhab Sayafii. Samudera pasai sendiri pada saat itu menjadi pusat belajar agama Islam maupun digunakan sebagai tempat berkumpul ulama yang berasal dari berbagai negeri guna membicarakan persoalan agama.

Artikel Keislaman Lainnya: Belajar ngaji online, pilihan tepat di era pandemi

Ibnu Battutah juga mengatakan apabila Samudra Pasai mempunyai peran cukup penting didalam mengislamkan Malaka dan Jawa. Sultan Al-Maik sendiri merupakan seorang pecinta teologi dimana senantiasa memerangi orang kafir.

Adapun basis perekonomian pada saat itu adalah pelayaran maupun perdagangan. Tidak heran apabila pada saat itu, kerajaan samudra pasai terlihat makmur. Ini juga karena alasan geografis kerajaan tersebut yang cukup strategis.

Pada masa sultan terakhir dari kerajaan Samudra pasai pada tahun 1521M, kerjaan Islam di Sumatera tersebut dikuasai oleh bangsa Portugis selama 3 tahun. Tetapi pada tahun 1524, kekuasaan dari kerajaan diambil alih oleh Kerajaan Aceh Darussalam.

Disadur dari : https://www.cendekiaprivat.com